News Update :
Home » » sejarah perkembangan mouse

sejarah perkembangan mouse

Penulis : sekilas-info on Senin, 19 Maret 2012 | 8:48 PM


1952


Royal Canadian Navy memperkenalkan sebuah sistem penunjuk menggunakan trackball. Dapat anda liat pada gambar sistem penunjuk tersebut memakai bola yang merupakan cikal bakal mouse modern.



1968
Douglas Engelbart membuat mouse pertama yang terbuat dari kotak kayu dan 2 roda besi. Diperkenalkan pertamakali di sebuah konferensi di San Francisco.
Mouse adalah satu dari beberapa alat penunjuk (pointing device) yang dikembangkan untuk On Line System (NLS) milik Engelbard. Selain mouse, yang pada mulanya disebut "bug", juga dikembangkan beberapa alat pendeteksi gerakan tubuh yang lain, misalnya alat yang diletakkan di kepala untuk mendeteksi gerakan dagu. Karena kenyamanan dan kepraktisannya, mouse-lah yang dipilih. Mouse pertama di dunia memiliki ukuran jauh lebih besar dibandingkan sekarang. Menggunakan dua buah roda yang saling tegak luruk, untuk mendeteksi gerakan ke sumbu X dan sumbu Y. Engelbart kemudian mematenkannya pada 17 November 1970, dengan nama Penunjuk posisi X-Y untuk sistem tampilan grafis (X-Y Position Indicator For A Display System). Pada waktu itu, sebetulnya Engelbart bermaksud pengguna memakai mouse dengan satu tangan secara terus-menerus, sementara tangan lainnya mengoperasikan alat seperti keyboard dengan lima tombol.

1972
Bill English memperkenalkan sebuah sistem baru penunjuk menggunakan sebuah “ball mouse”. Ia menggunakan bola yang dapat berputar kesegala arah, kemudian putaran bola tersebut dideteksi oleh roda-roda sensor didalam mouse tersebut. Pengembangan tipe ini kemudian melahirkan mouse tipe Trackball, yaitu jenis mouse terbalik dimana pengguna menggerakkan bola dengan jari, yang populer antara tahun 1980 sampai 1990.

1981
Richard Lyon dan Steve Kirsch membuat sebuah mouse yang menggunakan cahaya LED untuk megarahkan kursor.



1983
Microsoft membuat mouse pertama-nya dengan nama “Green Eyed”. Mouse optik pertama kali.
Mouse jenis ini menggunakan LED (light emitting diode) dan photo dioda untuk mendeteksi gerakan mouse. Mouse optikal pertama hanya dapat digunakan pada alas (mousepad) khusus yang berwarna metalik bergaris-garis biru--abu-abu. Mouse optikal saat ini dapat digunakan hampir di semua permukaan padat dan rata, kecuali permukaan yang memantulkan cahaya. Mouse optikal saat ini bekerja dengan menggunakan sensor optik yang menggunakan LED sebagai sumber penerangan untuk mengambil beribu-ribu frame gambar selama mouse bergerak. Perubahan dari frame-frame gambar tersebut diterjemahkan oleh chip khusus menjadi posisi X dan Y yang kemudian dikirim ke komputer.

1991
Logitech membuat “MouseMan” dan ini adalah mouse nirkabel dengan menggunakan teknologi RF. Cikal bakal lahirnya mouse wireless.








1995
Mouse menggunakan terobosan baru yaitu scroll whell. Pada tahun ini Apple juga memperkenalkan multibutton “Mighty Mouse”.






2004
Mouse laser pertama kali diperkenalkan oleh Logitech, perusahaan mouse terkemuka yang bekerja sama dengan Agilent Technologies, dengan nama Logitech MX 1000. Logitech mengklaim bahwa mouse laser memilki tingkat akurasi 20 kali lebih besar dari mouse optikal. Dasar kerja mouse optikal dan mouse laser hampir sama, perbedaannya hanya penggunaan laser kecil sebagai pengganti LED digunakan oleh mouse optikal. Saat ini mouse laser belum banyak digunakan, mungkin karena harganya yang masih mahal.

2006
Logitech dan Gyration merilis desain dari “air mouse” (Gyroscopic).









2008
Microsoft memperkenalkan teknologi BlueTrack



Sekarang
Mouse dengan teknologi laser 3,5G – 5600 dpi (Gamers Only)
Razer Mamba Black – harga sekitar 1.2 Juta




“MOUSE” CANGGIH MASA KINI

“Ocular Mouse” bagi pencerita cacat
Pada awalnya, tujuan menciptakan teknologi ini didasari oleh para penderita cacat fisik seperti penderita tetraplegia yang menyebabkan kelumpuhan pada kedua kaki dan tangannya, tetapi tidak berdampak pada tingkat kecerdasan sesorang. Pemikiran tersebut dilakukan oleh Manuel Cardoso, seorang insinyur elektro untuk mengupgrade sebuah mouse yang dapat digerakkan dengan kekuatan otot di sekitar bola mata. Alat ini dinamakan olehnya “Ocular mouse”.
Asumsi sederhana alat ini adalah dengan mengubah gerakan mata dan kedipan menjadi gelombang elektromagnetik. Gerakan mata diartikan sebagai gerakan pointer, kedipan mata diartikan sebagai klik pada mouse. Kedipan mata kiri diartikan dengan klik kiri pada mouse dan kedipan mata kanan diartikan dengan klik kanan pada mouse.
Cara kerja “ocular mouse” melalui elektroda yang dihubungkan ke modul elektronik di komputer. Beberapa elektroda ditempelkan ke kepala dan sekitar mata pengguna. Kemudian, berfungsi menggerakan mouse dengan otot mata.
Alat ini dialokasikan untuk para penderita kelumpuhan kedua kaki dan tangan untuk dapat menjalankan bisnisnya yang sempat tertunda karena kendala kelumpuhan. Dimana mereka masih memiliki motivasi untuk berbisnis namun apa daya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, disini “ocular mouse” muncul sebagai alternatif yang terbaik dalam membantu para penderita kelumpuhan untuk bangkit kembali.
Akhir Februari 2008, ocular mouse diuji coba di bagian ICU Rumah Sakit Mandaqui, Sao Paulo, Brazil. Matthew, seorang pasien tetraplegia berusia 5 tahun, berkesempatan menguji cobanya untuk kali pertama. Matthew diharapkan bisa bermain games, menulis namanya, dan bahkan menelusuri jagat internet dengan ocular mouse.
“Ocular mouse” merupakan awal dari perkembangan mouse dengan media mata, sehingga masih terdapat sedikit kendala dalam harga maupun pemakaian alat ini yaitu :
  1. Harga alat tersebut masih terlalu mahal sekitar USD 200.
  2. Dibutuhkan alat khusus dan tidak dijual ke umum.
  3. Cara kerja ocular mouse yang mengunakan kedipan mata sebagai penanda enter juga dinilai kurang efisien, karena faktanya manusia secara refleks mengedipkan mata tiap beberapa detik.
Namun dibalik itu semua Teknologi “ocular mouse” merupakan salah satu perkembangan teknologi yang harus “diacungkan jempol”. Manuel cardoso cerdas dalam membaca situasi untuk membantu para penyandang cacat tetraplegia ( kelumpuhan kedua tangan dan kaki) dalam mengoperasikan komputer untuk memperoleh berbagai informasi.

”Cyborg R.A.T.” bagi penggemar “games”
Dengan adanya perkembangan Mouse kini Mad Catz Inc. telah memperkenalkan Cyborg R.A.T. baru 9 khusus untuk mouse game nirkabel. Cyborg R.A.T 9 ini adalah sebuah mouse yang dirancang khusus bagi Gamers (Penggemar berat game), dengan menggunakan teknologi nirkabel (tanpa kabel) 2.4GHz dan dilengkapi dengan penerima wireless yang berfungsi sebagai media penerima signal.
Mouse ini juga menawarkan individu mode yang memungkinkan pengguna dapat mengubah sensitivitas atau Tombol Programmable dengan cepat serta mendapatkan akses langsung dalam 15 perintah.

“Mouse” terkecil di dunia
Mouse bernama Z-Nano ini memang amat mungil bentuknya jika dibandingkan dengan mouse standar. Betapa tidak? Ukuran Z-Nano -- nama mouse tersebut -- hanyalah 42x21x17,65 mm saja. Berarti ukuran ini hampir sama dengan ujung jari manusia yang mengendalikannya. Dikutip detikINET dari TechRadar, Senin (15/12/2008), mouse liliput tersebut dibekali fungsi yang sama seperti mouse komputer pada umumnya. Ada fungsi scroll, optical tracking dan juga dilengkapi dengan indikator cahaya LED. Meski demikian, terdapat beberapa penyesuaian tombol mengingat kecilnya bentuk Z-Nano. Seperti tombol klik kiri terletak di bagian depan dan tombol untuk klik kanan dipasang di belakangnya. Sementara tombol untuk melakukan scroll ke atas dan bawah juga sangat mungil ukurannya. Adapun konektivitasnya mengandalkan USB. Z-Nano telah dipasarkan di berbagai situs internet dengan harga mencapai US$ 60. Namun, meski produk ini cukup unik, beberapa pihak mempertanyakan apakah Z-Nano nyaman digunakan atau malah membuat penggunanya kerepotan.

“Mouse” dengan kedipan mata
(ki-ka): Victor, Josephine, Stanley dan software temuan mereka, Eye-B-PoDOrang dengan keterbatasan fisik biasanya hanya bisa melakukan perkerjaan yang terbatas. Namun perkembangan teknologi bisa mengubah hal itu. Salah satunya adalah Eye-B-PoD, sebuah software yang muncul pada Agustus 2008 dari proyek tugas akhir tiga orang mahasiswa, yaitu Stanley Audrey beserta kedua temannya Victor dan Josephine.
Eye-B-PoD adalah singkatan dari Eye Based Pointing Device, merupakan piranti lunak nirkabel dan handsfree untuk mengoperasikan pointer pada layar komputer berbasiskan gerakan mata yang ditangkap oleh web camera (webcam). Menurut Stanley, pengembangan software ini ditujukan kepada mereka yang mempunyai keterbatasan fisik pada bagian tangan, seperti cacat, lumpuh, stroke dan juga sebagai alternatif baru dari piranti penunjuk konvensional yang sudah ada (mouse-red).
“Jadi, Eye-B-PoD memungkinkan pengguna melakukan pekerjaan lain yang menggunakan tangan selagi mengoperasikan komputer,” ujar lulusan Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara (Binus) ini.
Cara penggunaan Eye-B-PoD yaitu dengan memanfaatkan gerakan mata yang ditangkap oleh piranti masukan berupa webcam. Pengguna cukup melihat ke bagian layar tertentu untuk mengarahkan kursor pada bagian yang ingin dituju. Jika ingin melakukan proses klik seperti pada mouse, pengguna cukup melakukan kedipan dengan salah satu matanya ketika kursor telah berada pada bagian yang dituju.
“Jika ingin klik kiri, tinggal mengedipkan mata kiri, begitu juga jika ingin klik kanan, kedipkan saja mata kanan. Sementara untuk double-klik, bisa dilakukan dengan mengatur sistem mouse di komputer agar bisa dilakukan dengan satu kedipan saja,” kata Stanley.
Eye-B-PoD terdiri dari empat fitur, yaitu:
  1. Automatic Face And Eye Detection: saat pengguna sudah berada di depan webcam yang telah dilengkapi software Eye-B-PoD, otomatis muka dan matanya langsung terdeteksi.
  2. Smart Dominant Face Detector: misalkan ada lima wajah yang berada di depan webcam, maka hanya wajah dominan yang bisa ditangkap oleh Eye-B-PoD.
  3. False Positive Blink Detector: bisa mendeteksi kedipan mata saat pengguna ingin melakukan klik kiri atau klik kanan dengan kedipan.
  4. Auto Sensitivity Calibration: otomatis mengkalibrasi ulang jika Eye-B-PoD kehilangan deteksi kedipan mata.
Stanley berharap, dengan adanya software ini, ia dan kedua temannya bisa membantu para tuna daksa dan penderita penyakit yang lumpuh di bagian tangannya, agar tetap bisa menggunakan komputer. Ia berencana akan menjual Eye-B-PoD dalam bentuk software ke para distributor dengan harga yang terjangkau.Stanley juga menyatakan bahwa memang sudah ada alat seperti Eye-B-PoD, namun penggunaannya ada yang membutuhkan sensor atau infra red.
“Sedangkan Eye-B-PoD hanya membutuhkan webcam biasa karena yang dibutuhkan hanya software yang kami buat,” tutur alumnus Binus angkatan 2005 ini.
Eye-B-PoD meraih juara kedua (merit) Indonesia ICT Awards (INAICTA 2009) pada kategori Research and Development. Dengan mengikuti ajang tahunan ini, Stanley dan kedua kawannya bisa menyosialisasikan Eye-B-PoD lebih luas serta terus menyempurnakan piranti lunak ini agar bisa lebih digunakan secara maksimal.

Sumber:
·         http://nezdie.com/archives/917
Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger